Hari itu Senin, 25 November 2021, menjadi hari yang berbeda di sekolah tempatku mengajar. Pagi itu dimulai seperti biasa dengan upacara bendera, diikuti dengan rutinitas pembelajaran. Saat berpapasan dengan murid-muridku, mereka menyapaku dengan senyuman penuh misteri. Beberapa bahkan berkata dengan antusias, "Pak, jangan kaget, ya!"
Pagi itu, jadwalku tidak terlalu padat. Selama tiga jam pertama, aku tidak masuk kelas karena giliran mengajar dipegang oleh guru bidang studi. Semuanya berjalan lancar hingga waktu istirahat pertama. Namun, keanehan mulai terasa saat jam pelajaran terakhir sebelum istirahat untuk shalat, makan, dan istirahat.
Ketika pelajaran tematik dimulai, beberapa siswa bertingkah tidak seperti biasanya. Ada yang sibuk berbicara satu sama lain, menggambar, atau mencoret-coret kertas tanpa memperhatikan penjelasanku. Beberapa bahkan mencoba memancing emosiku. Meski begitu, aku tetap tenang dan menjaga suasana kelas tetap kondusif hingga bel tanda waktu istirahat berbunyi.
Setelah shalat Dzuhur berjamaah, aku berniat menuju kantor untuk makan siang dan beristirahat. Namun, murid-muridku menahanku di kelas, bahkan mengunci pintu. "Pak, nggak boleh ke kantor, di sini aja!" kata mereka. Aku pun menjawab, "Nak, Bapak mau makan dulu supaya tidak terlambat masuk kelas setelah istirahat." Tapi mereka tetap tak mau membuka pintu.
Tiba-tiba, pintu terbuka, dan di depan berdiri beberapa wali murid kelas 5B dengan membawa bingkisan. Serentak, seluruh siswa berteriak, "Selamat Hari Guru, Pak Idi!"
Aku hanya bisa terdiam, haru menyelimuti hati. Ternyata, sikap aneh mereka selama pembelajaran adalah bagian dari skenario yang telah direncanakan bersama para wali murid.
Terima kasih, siswa-siswaku dan orang tua kalian, atas kejutan ini. Doaku selalu untuk kalian: semoga menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, meraih segala cita-cita, serta menjadi pemimpin yang adil di masa depan. Kesuksesan kalian adalah kebahagiaan kami.
Kenangan 3 tahun lalu (2021)
Saat masih bertugas di SD
Komentar
Posting Komentar