Kisah pagi: GAGAL

 


 

“Asholatu khairun minannaum“


Pagi itu, lantunan adzan subuh terdengar jelas, "Asholatu khairun minannaum." Seorang ayah pun berusaha membangunkan anaknya.

"Nak, bangun, sudah adzan subuh," kata sang ayah lembut.

"Ya, sebentar lagi," jawab anaknya sambil menarik selimut lebih erat. Namun, rasa kantuk tak tertahan, dan ia kembali terlelap. Saat terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi.

Hari itu adalah hari ujian akhir semester di kampus. Dengan terburu-buru, ia bergegas ke kampus, namun sesampainya di sana, pintu ruang ujian sudah ditutup. Petugas kampus tidak mengizinkannya masuk, dan ia harus mengulang ujian di semester berikutnya.

Dengan hati penuh kecewa, ia pulang ke rumah sambil menahan tangis. Sesampainya di rumah, ia langsung menemui ibunya.

"Ibu, kenapa Ibu tidak membangunkan saya? Gara-gara ini, saya terlambat ujian dan gagal di semester ini!" keluhnya dengan nada kesal.

Sang ibu menatapnya dengan sabar. Ia kemudian berkata dengan lembut, "Nak, mendapati kamu gagal di ujian kampus memang menyedihkan. Tapi yang lebih penting dari itu, kamu telah gagal dalam ujian yang jauh lebih besar, yaitu ujian akhiratmu. Shalat adalah kewajibanmu, dan itulah ujian yang sesungguhnya. Tidak ada gunanya sukses di dunia, jika kamu mengabaikan tugasmu kepada Allah."

Kata-kata ibunya terngiang di benaknya. Saat itu ia menyadari, ada pelajaran berharga yang jauh lebih besar dari sekadar ujian kampus.

Jakarta, 24 November 2024

Komentar