Bagi sebagian orang, membeli bensin eceran di pinggir jalan adalah pilihan yang tidak bisa dihindari. Jarak yang jauh ke SPBU dan akses jalan yang tidak melewati stasiun pengisian bahan bakar membuat mereka mengandalkan para penjual bensin eceran. Meski harga per liternya sedikit lebih mahal, pilihan ini sering kali lebih praktis dan menghemat waktu.
Namun, pernahkah kita berpikir lebih dalam tentang keberadaan mereka, para penjual bensin eceran? Mereka bukanlah pengusaha besar dengan keuntungan berlimpah. Sebaliknya, mereka adalah pejuang kehidupan yang menggantungkan penghasilan dari selisih harga yang tidak seberapa—mungkin hanya Rp. 1.000 hingga Rp. 2.000 per liter. Keuntungan itu mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, menyambung hidup, dan menyekolahkan anak-anak mereka.
Maka, saat kita membeli bensin eceran, mari niatkan dalam hati bahwa ini bukan sekadar transaksi jual beli biasa. Ucapkan Bismillahirrahmanirrahim dengan penuh kesadaran bahwa kita sedang membantu usaha kecil yang menjadi sumber nafkah bagi mereka. Dengan niat yang baik, insyaAllah rezeki yang kita keluarkan akan membawa keberkahan, baik bagi kita maupun bagi mereka yang menerimanya.
Dalam Islam, membantu sesama adalah salah satu bentuk kebaikan yang bernilai pahala. Rasulullah SAW mengajarkan untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Membeli bensin eceran mungkin tampak sederhana, tetapi bagi mereka yang menjualnya, setiap liter yang terjual adalah harapan dan rezeki yang mereka nantikan.
Jadi, lain kali ketika kita membeli bensin eceran, jangan hanya berpikir
soal harga yang lebih mahal, tetapi lihatlah dari sisi lain—sisi kemanusiaan
dan keikhlasan berbagi rezeki. Semoga niat baik kita membawa keberkahan dalam
setiap perjalanan. Amin.
Kebayoran Lama, 9 Februari 2025
Idi Darusman
Komentar
Posting Komentar