Mengapa Harus Menulis?
Oleh : Idi Darusman
Menulis bukan hanya sekadar merangkai huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Menulis adalah salah satu bentuk ekspresi jiwa, media berbagi ilmu, serta cara mencatat sejarah kehidupan pribadi maupun peradaban manusia. Namun, meskipun banyak yang tahu manfaatnya, tidak sedikit orang yang justru malas menulis. Pertanyaannya: mengapa harus menulis?
Mengapa Banyak Orang Malas Menulis?
- Takut Tidak Sempurna
Banyak orang enggan menulis karena merasa tidak percaya diri. Mereka takut tulisannya tidak bagus, tidak enak dibaca, atau dianggap tidak penting. Padahal, kesempurnaan itu justru hadir setelah proses panjang—bukan di awal.
- Merasa Tidak Punya Bakat
Anggapan bahwa menulis hanya untuk orang yang berbakat adalah mitos. Menulis itu keterampilan, bukan bakat murni. Ia bisa dilatih dan diasah, seperti halnya belajar naik sepeda.
- Kurang Waktu
Kesibukan sehari-hari sering dijadikan alasan untuk tidak menulis. Namun sejatinya, menulis tidak harus menunggu waktu luang, tapi harus diluangkan waktunya.
- Tidak Tahu Harus Menulis Apa
Ide memang terkadang sulit ditangkap. Namun sebenarnya, kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, atau pandangan terhadap suatu isu bisa menjadi bahan tulisan yang menarik.
Kapan Harus Mulai Menulis?
Jawabannya: sekarang juga. Tidak ada waktu yang lebih tepat untuk menulis selain saat ini. Menunda hanya akan memperpanjang keraguan. Menulis adalah kebiasaan yang harus dibangun dari langkah pertama, sekecil apa pun itu. Bisa dimulai dari jurnal harian, postingan singkat di media sosial, hingga perlahan berkembang menjadi artikel dan buku.
“Tulislah walau satu paragraf setiap hari. Lama-lama akan menjadi sebuah buku.”
Manfaat Menulis dan Membuat Buku
- Melatih Pola Pikir dan Ketajaman Analisis
Menulis memaksa kita berpikir runtut, logis, dan tajam. Pikiran yang tumpang tindih akan lebih mudah tertata ketika dituangkan ke dalam tulisan.
- Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Dengan terbiasa menulis, seseorang akan terbiasa menyampaikan ide secara jelas dan terstruktur, baik secara lisan maupun tertulis.
- Menjadi Sarana Dakwah atau Edukasi
Tulisan dapat menjadi alat untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, ilmu, bahkan inspirasi hidup kepada orang banyak, kapan saja dan di mana saja.
- Mengabadikan Pemikiran dan Pengalaman
Setiap tulisan adalah jejak sejarah. Ia mencatat apa yang kita pikirkan dan rasakan pada masa tertentu yang kelak bisa dibaca kembali atau diwariskan.
- Buku adalah Warisan Abadi
Salah satu manfaat besar dari menulis buku adalah: kita bisa hidup selamanya. Meskipun jasad kita akan kembali ke tanah, namun ide, ilmu, dan pemikiran kita akan terus hidup melalui buku-buku yang kita tinggalkan. Seorang penulis sejati tidak pernah mati; ia tetap berbicara lewat tulisannya. Imam Asy-Syafi’i, Imam Al-Ghazali, dan para ulama besar lainnya telah wafat ratusan tahun lalu, tapi karya-karya mereka masih kita baca, pelajari, dan ambil manfaatnya sampai sekarang. Itulah bukti bahwa buku adalah warisan tak ternilai dan keabadian yang nyata.
- Membuka Peluang Karier dan Rezeki
Buku yang ditulis bisa menjadi pintu rezeki. Selain mendapat keuntungan dari penjualan, seorang penulis juga bisa diundang sebagai narasumber, pelatih, atau bahkan menjadi tokoh inspiratif.
Jadi, menulis adalah investasi masa depan. Jangan takut salah, jangan tunggu sempurna. Mulailah dari sekarang, meski hanya satu kalimat. Setiap kalimat yang kita tulis adalah batu bata yang membangun rumah peradaban. Siapa tahu, dari tulisan sederhana itu, lahir karya besar yang mengubah dunia, atau setidaknya, menjadi warisan tak ternilai bagi anak cucu kita.
Menulislah,
karena dengan menulis kita bisa hidup selamanya.
Jakarta, 5 Mei 2025
Komentar
Posting Komentar